Disampaikan pada forum "Kagama Leadership Program 2 (KLP 2)"
Gd. MM UGM - Jakarta, 05 April 2005
Kompentensi, mungkin kita sering mendengar orang berbicara kata
kompentensi seperti " Wah dia ga berkompenten dibidang itu". atau " Dia
memang mempunyai kompentensi".
Sebenarnya apa itu kompentensi, Kompentensi itu adalah Underlying
karakteristik yang membedakan superior performance dengan yang rata2 atau
yang rendah performancenya dalam pekerjaan.
Kompentensi tergantung pada bidang pekerjaannya. Misalnya kompetensi yang
dibutuhkan di pabrik berbeda dengan kompetensi di marketing.
Kompetensi itu melekat pada suatu pekerjaan. Tapi kita harus bisa
membedakan kompetensi pekerjaan (Job Competence) dan kompetensi individu
(Individual Competence). Seseorang misalnya kompeten di bidang marketing
disebuah perusahaan, tetapi jika orang tersebut meninggalkan perusahaan
itu maka kompetennya akan ikut terbawa. Karena itu perusahaan perlu
mendokumentasi knowledge kompeten itu sehingga jika seseorang pergi,
kompetennya tidak ikut terbawa, atau masih bisa dijalankan.
Kompetensi terdiri dari dua dimensi yaitu teknis dan personal. Dimensi
personal ( prilaku) merupakan kompetensi manajerial yang bisa terdiri dari
soft competence(misalnya dapat mengkomunikasikan ke pihak lain), personal
competence(misalnya dapat mengambil keputusan strategis), behavior
competence( misalnya dapat membuat pihak lain mau mengerti). Sedang
Dimensi Teknis (Technical) merupakan kompetensi teknis yang terdiri dari
hard competence(Misalnya dapatmembuat peraturan/undang2 atau lebih ke arah
perforamance atau kinerja ), business competence(misalnya dapat membahas
laporan keuangan), Technical competence(misalnya dapat membuat rekomendasi
teknis).
Dalam suatu perusahaan jabatan2 tertentu harus memenuhi standar kompetensi
(manajerial). Misalnya staff/supervisor hrs mempunyai level technical
knowledge dan skill yang tinggi, dan interpersonal skillnya sedang dan
sedikit conceptual skill.
Middle Management harus mempunyai interpersonal skill yang tinggi
dibandingkan dengan conceptual skill dan technical knowledge dan skill.
Top Management hrs mempunyai conceptual skills yang tinggi, mempunyai
interpersonal skill yang lumayan dan sedikit technical knowledge dan
skill.
Ketika kita melihat seseorang dalam suatu pekerjaan maka yang terlihat
adalah skill dan knowledge tetapi sebenarnya ditunjang juga social role,
values, self image, trait dan motive.
Social role adalah : image yang di diproyeksikan seseorang kepada orang
lain. Self image sendiri merupakan cara seseorang melihat dirinya sendiri.
Trait merupakan kecenderungan umum untuk berperilaku atau menanggapi
dengan cara tertentu. Sedang motive merupakan kebutuhan atau pola pikir
yang mendasar yang mengendalikan, mengarahkan dan menentukan perilaku
seseorang sebagaimana diukur dengan operant test.
Bloom seorang psikolog mengambarkan pola kompetensi dalam Proficiency level.
dari level paling bawah yaitu :
Level 1 Knowledege : mengetahui sebatas pengetahuan dasar, familier dengan
terminologi yang ada.
Level 2 Comprehension : Melakukan pekerjaan atas dasar peraturan dan SOP
yang ada serta mengerti ttg pengetahuan tsb secara komprehensif
Level 3 Application : Mengerti dan dapat mengerjakannya melalu adaptasi
dan aplikasi sesuai dengan yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya
Level 4 Analysis : Mengerjakan dan menganalisa dengan menggunakan metoda
dan prinsip2 yangada
Level 5 Synthesis : Memodifikasi/ mensintesisa metoda2 yang ada dan
mengaplikasikannya dengan baik
Level 6 Evaluation/ Judgment : Mampu menciptakan metoda dan pola2 yang
baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Level2 tersebut bisa juga digambarkan sbb :
Level 1--> Competence level = Basic, Assigment level= Step, Partnering
style = instruksi
Level 2--> Competence level = Comprehensive, Assigment level= Task,
Partnering style = instruksi
Level 3--> Competence level = Capable, Assigment level= Objective,
Partnering style = Supervise
Level 4--> Competence level = Competence, Assigment level= Goal,
Partnering style = Mentored
Level 5--> Competence level = Proficient, Assigment level=Mission,
Partnering style = Delegate
Level 6--> Competence level = Expert, Assigment level= Vision, Partnering
style = Consult
Model kompetensi itu sendiri bisa dibagi menjadi 4 bagian besar yaitu
Thinking ability, Managing Task, Managing oneself dan managing people.
Thinking ability terdiri dari analytical thinking, conceptual thinking,
strategic thinking dan creativity.
Managing task terdiri dari planning organizing, control dan decision making
Managing oneself terdiri dari ability to change, achievement drive dan
ability to learn
Managing people terdiri dari relationship building, developing people,
teamwork, leadership dan influencing others.
Untuk merekrut seorang pegawai maka seorang HRD harus memperhatikan ke 4
bagian tersebut sesuai dengan kebutuhan misalnya jika perusahaan
memerlukan seorang manager marketing, maka orang tersebut hrs mempunya
analytical thinking yang tinggi dan conceptual thinking yang tinggi.
Untuk mengetahui hal2 tersebut HRD melakukan testing, testingnya itu bisa
astrology, graphology,interview, in-trays, bidodata, group activity,
personality questionare, abilty test dan assesment center.
Diantara test2 tersebut yang paling tinggi validitasnya adalah assesment
center.sedang yang paling rendah adalah astrology dan graphology
Assessment dan development center itu sendiri adalah suatu metode utk
menilai potensi sesorang dalam menangani pekerjaan yang akan datang maupun
saat ini. Metode tersebut dirancang secara demikian rupa sehingga mampu
mengurangi penyimpangan dari suatu proses penilaian. Dalam penilain
tersebut setiap peserta diberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan
kemampuannya dalam menghadapi situasi2 yang sudah distandarkan.
Hasil2 test tersebut di maping dengan memakai performance dan assessment
result sebagai tolak ukurnya.
Jika A mempunya nilai performance yang tinggi tapi tidak utk assessment
result dia tergolong career person.
Sedang B mempunyai assessmentnya tinggi sedang performancenya rendah
mungkin dia adalah orang yang salah yang ditempati pada bagian yang salah.
yang paling bagus adalah jika mempunyai performance yang tinggi dan
assesment result yang tinggi.
Competence testing dapat dilakukan dengan Job assignment, in basket
assignment, project assignment, in-class training, experiental learning
dan guided self learning.
Jadi kompetensi seseorang tergantung bidang dan kebutuhan suatu
perusahaan. Dan hal itu bisa ditest.
Gd. MM UGM - Jakarta, 05 April 2005
Kompentensi, mungkin kita sering mendengar orang berbicara kata
kompentensi seperti " Wah dia ga berkompenten dibidang itu". atau " Dia
memang mempunyai kompentensi".
Sebenarnya apa itu kompentensi, Kompentensi itu adalah Underlying
karakteristik yang membedakan superior performance dengan yang rata2 atau
yang rendah performancenya dalam pekerjaan.
Kompentensi tergantung pada bidang pekerjaannya. Misalnya kompetensi yang
dibutuhkan di pabrik berbeda dengan kompetensi di marketing.
Kompetensi itu melekat pada suatu pekerjaan. Tapi kita harus bisa
membedakan kompetensi pekerjaan (Job Competence) dan kompetensi individu
(Individual Competence). Seseorang misalnya kompeten di bidang marketing
disebuah perusahaan, tetapi jika orang tersebut meninggalkan perusahaan
itu maka kompetennya akan ikut terbawa. Karena itu perusahaan perlu
mendokumentasi knowledge kompeten itu sehingga jika seseorang pergi,
kompetennya tidak ikut terbawa, atau masih bisa dijalankan.
Kompetensi terdiri dari dua dimensi yaitu teknis dan personal. Dimensi
personal ( prilaku) merupakan kompetensi manajerial yang bisa terdiri dari
soft competence(misalnya dapat mengkomunikasikan ke pihak lain), personal
competence(misalnya dapat mengambil keputusan strategis), behavior
competence( misalnya dapat membuat pihak lain mau mengerti). Sedang
Dimensi Teknis (Technical) merupakan kompetensi teknis yang terdiri dari
hard competence(Misalnya dapatmembuat peraturan/undang2 atau lebih ke arah
perforamance atau kinerja ), business competence(misalnya dapat membahas
laporan keuangan), Technical competence(misalnya dapat membuat rekomendasi
teknis).
Dalam suatu perusahaan jabatan2 tertentu harus memenuhi standar kompetensi
(manajerial). Misalnya staff/supervisor hrs mempunyai level technical
knowledge dan skill yang tinggi, dan interpersonal skillnya sedang dan
sedikit conceptual skill.
Middle Management harus mempunyai interpersonal skill yang tinggi
dibandingkan dengan conceptual skill dan technical knowledge dan skill.
Top Management hrs mempunyai conceptual skills yang tinggi, mempunyai
interpersonal skill yang lumayan dan sedikit technical knowledge dan
skill.
Ketika kita melihat seseorang dalam suatu pekerjaan maka yang terlihat
adalah skill dan knowledge tetapi sebenarnya ditunjang juga social role,
values, self image, trait dan motive.
Social role adalah : image yang di diproyeksikan seseorang kepada orang
lain. Self image sendiri merupakan cara seseorang melihat dirinya sendiri.
Trait merupakan kecenderungan umum untuk berperilaku atau menanggapi
dengan cara tertentu. Sedang motive merupakan kebutuhan atau pola pikir
yang mendasar yang mengendalikan, mengarahkan dan menentukan perilaku
seseorang sebagaimana diukur dengan operant test.
Bloom seorang psikolog mengambarkan pola kompetensi dalam Proficiency level.
dari level paling bawah yaitu :
Level 1 Knowledege : mengetahui sebatas pengetahuan dasar, familier dengan
terminologi yang ada.
Level 2 Comprehension : Melakukan pekerjaan atas dasar peraturan dan SOP
yang ada serta mengerti ttg pengetahuan tsb secara komprehensif
Level 3 Application : Mengerti dan dapat mengerjakannya melalu adaptasi
dan aplikasi sesuai dengan yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya
Level 4 Analysis : Mengerjakan dan menganalisa dengan menggunakan metoda
dan prinsip2 yangada
Level 5 Synthesis : Memodifikasi/ mensintesisa metoda2 yang ada dan
mengaplikasikannya dengan baik
Level 6 Evaluation/ Judgment : Mampu menciptakan metoda dan pola2 yang
baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Level2 tersebut bisa juga digambarkan sbb :
Level 1--> Competence level = Basic, Assigment level= Step, Partnering
style = instruksi
Level 2--> Competence level = Comprehensive, Assigment level= Task,
Partnering style = instruksi
Level 3--> Competence level = Capable, Assigment level= Objective,
Partnering style = Supervise
Level 4--> Competence level = Competence, Assigment level= Goal,
Partnering style = Mentored
Level 5--> Competence level = Proficient, Assigment level=Mission,
Partnering style = Delegate
Level 6--> Competence level = Expert, Assigment level= Vision, Partnering
style = Consult
Model kompetensi itu sendiri bisa dibagi menjadi 4 bagian besar yaitu
Thinking ability, Managing Task, Managing oneself dan managing people.
Thinking ability terdiri dari analytical thinking, conceptual thinking,
strategic thinking dan creativity.
Managing task terdiri dari planning organizing, control dan decision making
Managing oneself terdiri dari ability to change, achievement drive dan
ability to learn
Managing people terdiri dari relationship building, developing people,
teamwork, leadership dan influencing others.
Untuk merekrut seorang pegawai maka seorang HRD harus memperhatikan ke 4
bagian tersebut sesuai dengan kebutuhan misalnya jika perusahaan
memerlukan seorang manager marketing, maka orang tersebut hrs mempunya
analytical thinking yang tinggi dan conceptual thinking yang tinggi.
Untuk mengetahui hal2 tersebut HRD melakukan testing, testingnya itu bisa
astrology, graphology,interview, in-trays, bidodata, group activity,
personality questionare, abilty test dan assesment center.
Diantara test2 tersebut yang paling tinggi validitasnya adalah assesment
center.sedang yang paling rendah adalah astrology dan graphology
Assessment dan development center itu sendiri adalah suatu metode utk
menilai potensi sesorang dalam menangani pekerjaan yang akan datang maupun
saat ini. Metode tersebut dirancang secara demikian rupa sehingga mampu
mengurangi penyimpangan dari suatu proses penilaian. Dalam penilain
tersebut setiap peserta diberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan
kemampuannya dalam menghadapi situasi2 yang sudah distandarkan.
Hasil2 test tersebut di maping dengan memakai performance dan assessment
result sebagai tolak ukurnya.
Jika A mempunya nilai performance yang tinggi tapi tidak utk assessment
result dia tergolong career person.
Sedang B mempunyai assessmentnya tinggi sedang performancenya rendah
mungkin dia adalah orang yang salah yang ditempati pada bagian yang salah.
yang paling bagus adalah jika mempunyai performance yang tinggi dan
assesment result yang tinggi.
Competence testing dapat dilakukan dengan Job assignment, in basket
assignment, project assignment, in-class training, experiental learning
dan guided self learning.
Jadi kompetensi seseorang tergantung bidang dan kebutuhan suatu
perusahaan. Dan hal itu bisa ditest.